Untuk menulis yang benar, contoh akta pembubaran yayasan sangat membantu. Apalagi jika pembina yang biasa mengesahkan akta itu sudah meninggal, ada cara untuk menulisnya lagi. Jadi, seperti apa prosesnya dan apa saja tips untuk menulis akta yayasan yang bubar?

Mendirikan yayasan adalah salah satu bentuk cita-cita yang sangat bagus. Untuk mendirikan sebuah yayasan juga, kita perlu mendapatkan surat kuasa pengesahan pendirian dari menteri hukum dan HAM Indonesia. Tetapi ada kalanya masalah datang dan yayasan jadi bubar.

Benar, yayasan merupakan sebuah organ atau struktur lembaga yang bagus dan diperlukan. Pendiriannya jika sudah mendapatkan surat pengesahan dari MENKUMHAM juga berarti legal dan dapat beroperasi secara bebas. Tetapi bubar tetap menjadi kasus terburuk yayasan.

Saat akan bubar, perlu diketahui bahwa ada aturan hukum pembubaran yayasan agar tidak menimbulkan masalah nantinya. Dokumen hingga akta harus diserahkan kepada pihak yang berwenang. Akta, dan ini adalah dokumen paling penting saat bubarnya suatu yayasan.

Contoh Akta Pembubaran Yayasan Biasanya Disahkan oleh Pembina

Membahas soal akta pembubaran, mungkin belum banyak yang tahu apa itu. Singkatnya, akta ini akan berperan menjadi surat bukti bahwa suatu yayasan harus bubar dikarenakan satu dua hal. Nantinya, tujuan dan alasan bubarnya suatu yayasan akan ditulis di dalam akta itu.

Menulis sebuah akta memang tidak sulit. Diisi dengan huruf latin dan pada bagian atas jelaskan apa maksud dan tujuan dari akta ini, serta jelaskan apa saja nama yayasan yang sudah memenuhi syarat. Yang paling penting, ikuti semua prosedur pembubaran yayasan.

Jika semua sudah memenuhi kaidah penulisan yang benar, akta akan langsung diserahkan kepada pembina selaku pemegang jabatan yang tinggi. Pembina ini juga biasanya merupakan pendiri yayasan sehingga akta pembubaran sebuah yayasan akan disahkan oleh pembina.

Lantas, apa jadinya jika yayasan memiliki pembina yang sudah meninggal atau setidaknya tidak lagi menjabat di yayasan tersebut meskipun merupakan pendirinya? Untuk kasus ini, yang perlu dilakukan memang tidak banyak, tetapi perlu menggali informasi lebih dalam.

Yang paling mudah adalah, identitas pembina atau pendiri yayasan harus ada. Mereka yang mendirikan dan mengesahkan yayasan hingga berdiri, dan nama mereka juga yang akan ditulis pada akta. Form contoh akta juga biasanya diisi identitas pembina.

Tetapi, untuk mensahkannya nanti bisa diwakilkan oleh orang yang menduduki jabatan pembina sekarang. Atau jika belum dipilih pembina yang baru, maka keluarga, ahli waris, atau pengurus yang memiliki kuasa tersebut. Jadi, akta itu tidak bisa sembarang disahkan.

Status badan hukum juga tidak lagi melibatkan semua pihak. Dalam akta pembubaran sebuah yayasan sudah dijelaskan bahwa hanya pembina sendiri yang akan mengurusnya agar tidak terjadi salah paham dan sebagainya. Jadi, pembina baru yang melakukan ini semua.

Tahap Pengangkatan Pembina Baru

Jika sebelumnya dijelaskan bahwa pembina memiliki tugas penting untuk mengesahkan suatu akta, tetapi pembina sudah meninggal, maka ada tahap pengangkatan pembina baru. Kasus ini banyak terjadi, terlebih ketika pembina lama meninggal karena yayasan akan bubar.

Jadi, yayasan harus segera mengangkat pembina baru terlebih dahulu dan sifatnya hanya untuk sampai yayasan resmi dibubarkan. Dan juga, ini tidak berarti status harta yayasan jika bubar menjadi pemilik pembina itu. Yang harus dilakukan adalah lakukan rapat gabungan.

Rapat gabungan ini bertujuan untuk menunjuk siapa yang akan menjadi pembina dan langsung memerankan tugas pembina, sekaligus sebagai likuidator. Yayasan yang bubar ini terlebih dahulu akan mengirimkan form isian ke badan hukum soal pembina yang baru.

Penunjukkan pembina yang baru ini diberi batasan untuk tidak sembarang mengatur pengurus dan pembagian dana. Coba lihat contoh yang legal karena biasanya sifatnya hanya untuk 30 hari sejak pengumuman bubarnya yayasan diumumkan.

Lalu, untuk ditanya nanti, serta yang akan menjadi notulen rapat pembubaran yayasan, pembina baru ini yang akan mencatat dan melakukan pengumuman dalam 5 hari selanjutnya. Satu tugas lagi, pembina akan menjadi perwakilan yang pergi mengurus sidang hukum.Perlindungan hukum akan selalu diberikan, meskipun yang menjadi masalah pembubaran itu cukup fatal. Tetapi, jika pembinanya sudah meninggal saat proses pembubaran sedang berlangsung, maka dalam contoh akta pembubaran yayasan langsung diisi pembina baru.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.