Tidak harus menunggu sebuah contoh kasus pemerkosaan menjadi viral baru mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kebiasaan penegak hukum seperti patut dipertanyakan, bagaimana penegakan hukum di Indonesia sebenarnya.

Bukti memang menjadi syarat penting, namun penyertaan perlindungan terhadap korban lebih penting. Hal ini akan memperlambat penanganan kasus, justru terkesan melindungi pelaku dari ancaman hukuman.

Semua orang perlu aktif dalam cara melaporkan kasus pemerkosaan, jangan memberikan celah bagi pihak tidak bertanggung jawab. Tidak satupun nama baik perlu dipertahankan apabila harus mengorbankan kehidupan orang lain.

Semua orang mempunyai dua kemungkinan, entah menjadi korban atau pelaku, dan keduanya seharusnya tidak terjadi. Semua korban tanpa pandang bulu perlu mendapatkan keadilan serta perlindungan maksimal. Berikut ini contoh kasus pemerkosaan.

Contoh Kekerasan Seksual, Sangat Miris 

Kekerasan seksual atau sexual harassment menjadi perhatian utama masyarakat dan seharusnya pemerintah saat ini. Karena selama ini kasus-kasus tersebut terkesan selesai secara sepihak karena penanganan tidak serius (lambat).

Berbagai kasus kian ramai di media sosial, internet, bahkan televisi, membongkar kenyataan pilu bahwa pasal pemerkosaan kurang efektif. Sosok seperti pendidik, tokoh agama, atau penegak hukum bahkan berpotensi menjadi pelaku.

Sementara pelaku tidak kunjung diadili, para korban tetap berusaha pasang badan menghadapi pahitnya kenyataan. Menguatkan mental dan pikiran bahwa mereka juga harus bangkit memperjuangkan keadilan dari negara.

Media sosial sempat digemparkan oleh kekerasan seksual pada seorang pegawai pria KPI yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Terduga pelaku merupakan rekan kerjanya, sebanyak tujuh orang sama-sama melakukan pelecehan. 

Berbagai pengaduan mulai tahun 2017 hingga 2020 tidak kunjung disikapi oleh lembaga berwenang. Ketika korban mulai membagikan kisahnya ke media sosial tahun ini, barulah menjadi viral dan diperhatikan semua kalangan.

Pada tahun 2020, seorang anak berusia 13 tahun diperkosa di Rumah Aman P2TP2A, Lampung Timur. Pelaku adalah seorang anggota divisi pelayanan medis dan hukum, Dian Ansori, ironis, tidak terkesan ‘aman’.

Pada kasus mengenai seorang ibu yang melaporkan tindak perkosaan oleh oknum ASN kepada 3 orang anaknya sendiri, ditemukan hasil mengecewakan. Laporan tersebut justru dihentikan, pelaku malah dibela oleh sesama ASN.

Terbaru, Novia Widyasari Rahayu atau NW, mahasiswi Universitas Brawijaya ditemukan bunuh diri di dekat makam ayahnya. Hal ini dikarenakan depresi berkepanjangan setelah diperkosa oleh pacarnya sendiri, bahkan dipaksa menggugurkan kandungan.

Terbongkarnya berbagai kasus pelecehan dan kekerasan seksual menjadi perhatian bagi masyarakat luas, terutama dalam penanganannya. Diperlukan lama hukuman pidana pemerkosaan dengan hukuman lebih berat lagi.

Contoh Kasus Pemerkosaan Menimbulkan Dampak Berikut

Untuk meningkatkan kesadaran semua orang terhadap korban sexual harassment atau sexual abuse, diperlukan pengetahuan lebih banyak. Berikut dampak dari kedua hal tersebut yang dirasakan oleh korban.

  1. Gangguan pada Nafsu Makan 

Penyintas sexual harassment umumnya mengalami gangguan pada nafsu makan, berupa peningkatan atau penurunan nafsu makan. Beberapa contoh kasus pemerkosaan menimbulkan gangguan makan meliputi anorexia, bulimia nervosa, hingga eating disorder.

  1. Depresi 

Depresi merupakan dampak yang paling banyak dialami oleh para korban, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Depresi adalah naluri manusia untuk menghindari bahkan menyalahkan diri, dan ini tidak bagus.

  1. Hypoactive Sexual Desire Disorder 

HSDD adalah sebuah kondisi dimana seseorang mempunyai hasrat atau gairah seksual rendah. Akibatnya seseorang cenderung tidak tertarik sama sekali untuk melakukan hubungan seksual setelah mendapatkan contoh kasus pemerkossan, pelecehan atau kekerasan.

  1. Disosiasi 

Disosiasi merupakan upaya menarik diri sebagai mekanisme bertahan dari otak untuk mengatasi rasa trauma di masa lalu. Korban akan kesulitan menjalani kehidupan di dunia nyata.

  1. Dyspareunia 

Dyspareunia bisa dialami oleh perempuan juga laki-laki, yaitu kondisi timbulnya nyeri saat berhubungan seks. Salah satu penyebabnya bisa jadi adalah sexual abuse atau pemaksaan berhubungan.

  1. Rape Traumatic Syndrome 

Rape Traumatic Syndrome adalah salah satu dampak negatif, umumnya dialami para perempuan. Rape Traumatic Syndrome merupakan gangguan mental turunan PTSD, gejalanya mudah gemetar, mual, hingga nyeri tubuh.

  1. Vaginismus 

Vaginismus dialami oleh perempuan, penyakit ini membuat otot-otot vagina menjadi kejang ketika sesuatu masuk ke dalamnya. Kondisi ini menyiksa sekali, terutama ketika sudah melakukan rumah tangga.

Pengetahuan mengenai dampak dari sexual abuse dan sexual harassment termasuk perkosaan seharusnya menyadarkan semua orang. Bahwa contoh kasus pemerkosaan di Indonesia masih membutuhkan perhatian dan penanganan serius.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.